Home Artikel KETIKA KAKI MELANGKAH MENEMBUS WAKTU
KETIKA KAKI MELANGKAH MENEMBUS WAKTU PDF Print E-mail
Ditulis oleh Hani   
Senin, 21 Desember 2009 11:07

“ Kuperkenalkan diriku “, aku adalah seorang Pembimbing Kemasyarakatan ( PK ) Balai Pemasyarakatan Cirebon. Salah satu tugasku melakukan penelitian kemasyarakatan atas perintah Kepala Balai Pemasyarakatan. Tugas itu bagiku sangat mulia, meskipun penuh tantangan. Sebab ketika melakukan penelitian aku harus menempuh perjalanan yang terkadang tidak mudah.

Bagiku, kebanggaan atas tugas yang aku emban tidak pernah mengurangi semangatku untuk berani menghadapi berbagai tantangan maupun hambatan yang setiap saat bisa aku temui. Aku tetap bertekat untuk selalu memegang tangung jawabku atas tugas yang aku emban. Kekuatan hati bahwa dalam perjalananku ada Yang Maha Esa yang akan selalu melindungi langkahku selalu kupegang teguh.

Aku mulai menyiapkan diri dan perlengkapan, ketika suatu hari aku mendapat tugas harus melaksanakan penelitian kemasyarakatan terhadap klien karena permintaan dari  lembaga pemasyarakatan di Cirebon ke salah satu wilayah kerja Balai Pemasyarakatan Cirebon. Sebelum berangkat melangkahkan kakiku menembus waktu, menyusuri alamat yang harus kutuju, tentu aku merencanakannya dengan matang. Dengan segenap jiwaku aku pergi mengunakan transportasi umum menuju desa dimana aku harus melakukan penelitian. Aku berangkat mulai pukul 08.00 wib pagi setelah aku mengikuti apel pagi .

Perjalananku menempuh waktu kurang lebih 2 jam sampai di kecamatan. Aku harus menemukan desa yang hendak aku datangi. Desa itu ternyata berada jauh dari kecamatan sehingga aku harus lanjutkan perjalananku dengan menggunakan ojek motor.  Aku menuju desa melewati pematang-pematang sawah yang sangat sepi. Sesaat hatiku begitu cemas karena aku tidak melihat ada orang atau penduduk disekitar jalan yang aku lewati. 2 jam aku baru sampai di desa .

Mulailah aku melakukan wawancara dengan aparat desa tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan yang aku tangani. Wawancara yang aku lakukan tidak cukup hanya dengan aparat desa saja, tapi aku harus bertemu dengan keluarga klien. Ternyata perjalananku belum berakhir, aku masih harus mneruskan langkahku menuju rumah keluarga klien yang jaraknya cukup jauh, kurang lebih ½ jam perjalanan harus kutempuh. Beruntung ojek itu aku sewa untuk menunggu karena transportasi didesa itu memang masih sulit.

Akhirnya akupun sampai dirumah itu, hatiku cukup lega meskipun masih harus menunggu, karena orang tua klien masih kerja disawah dan harus disusul. Dengan sabar aku  menungu mereka. Aku menyadari bahwa aku memang sudah harus memperhitungkan hal-hal yang seperti saat itu aku hadapi.

Lelah menunggu yang kualami tidak berpengaruh terhadap keinginanku untuk menyelesaikan penelitianku. Waktupun berpihak kepadaku ketika aku selesaikan wawancaraku dengan keluarga klien dan bebarapa warga masyarakat desa untuk mengumpulkan data. Penelitian itupun bisa kuselesikan meskipun dengan waktu yang cukup lama.

Aku dengan gontai melanjutkan perjalananku pulang karena cukup kelelahan . Dengan data yang kudapat aku berharap bisa membuat laporan penelitian dengan baik. Aku ingin membantu semampuku agar program pembinaan yang akan diberikan pada klien yang sedang aku tangani bisa disetujui.

Esoknya , aku mulai menyusun data dan menyelesaikan laporan hasil penelitianku. Tugasku belum berakhir meskipun laporan telah aku selesaikan. Tugas berikutnya yang harus aku jalankan adalah membimbing klien ketika  telah mendapatkan program pembinaan luar lembaga pemasyarakatan dan diserahkan ke Balai Pemasyarakatan.

Bimbingan yang harus aku berikan ditujukan untuk menyiapkan klien kembali bisa diterima masyarakat sebagaimana masyarakat pada umumnya, bisa hidup normal dan wajar, dan yang terpenting tidak mengulangi perbuatan melanggar hukum lagi.

Kepuasan hatiku adalah ketika bimbinganku berjalan lancar dan baik sampai klien bebas murni. Apalagi bila klien bisa hidup layak dan berpenghasilan, dan yang utama ia menyadari kesalahan yang telah ia lakukan. Karena dengan perbuatannya, tidak hanya merugikan dirinya tetapi juga orang-orang disekitarnya.

“Itulah aku dan tugasku.”, itu hanya salah satu tugas yang telah aku lakukan. Banyak lagi pengalaman tugasku baik yang menyenangkan maupun yang penuh tantangan. Namun semua tidak menghalangiku untuk tetap semangat.